Di tahun 2000an awal, aku nonton pertandingan sepakbola Liga Spanyol di ruang tamu (yang sekarang jadi kamar tidur) yang ternyata itu klub bernama Real Madrid. Ada satu nama yang bikin aku jadi ngefans sama klub ibukota ini #cieee , adalah Beckham, David Beckham tepatnya. Waktu itu lagi pakai jersey away warna hitam, dengan rambut gundulnya. First love, kupikir...
Di sisi lain, papi, mas Daniel, dan Nick sudah punya klub jagoan masing-masing. Arsenal "Invincibles" Squad yang mungkin bikin papi jagoin Henry dkk (diberi julukan "Invincibles" karena di musim itu klub dari London juara liga Inggris dengan tanpa kalah alias unbeaten.) Kalau mas Daniel jadi Kopites sejak kecil. Hayooo apa itu Kopites? Kopites yaitu sebutan bagi pendukung Liverpool. Sedangkan Nick, jadi pendukung Juventus karena ngefans banget sama si Alex10 a.k.a Del Piero.
Nggak lama, aku sama kembaranku juga mulai suka sepakbola. Kami pun langsung bermusuhan, aku dengan Madridku, dan dia dengan Barcelonanya. (Puji Tuhannya di awal SMP, dia dibukakan matanya oleh Bapa di sorga untuk berpindah haluan, setidaknya nggak suka Barca lagi lol.)
Setelah first love dengan Beckham, aku mulai kepo (dulu belum ada istilah kepo sih) dengan seluruh skuad Madrid dan klub itu sendiri. Ternyata ada pemain-pemain hebat, diantaranya Figo, Zidane dan Ronaldo Brazil. Selain itu aku jadi tau sedikit sejarah Los Blancos dan juga stadion kebanggaan Santiago Bernabeu, yang ternyata merupakan objek wajib yang harus didatangi kalau lagi ke Negeri Matador. (amin bisa kesana *pray*)
Selain Los Blancos, ternyata julukan Real Madrid ada lagi. Yang paling umum pada saat itu adalah Los Galacticos. Sempat bingung karena berasal kata "galaksi" yang ternyata merujuk pada pemain-pemain bintang yang didatangkan dari "galaksi lain". Unik. Ya memang, empat nama di atas bisa dibilang Galacticos jilid I yang sukses membuat anak kelahiran 90an jatuh cinta pada mereka, termasuk aku. Hehehe
Ternyata kebiasaan membeli pemain bintang atau pemain mahal berlanjut, dari Nistelrooy, Sneijder, Robinho, Robben, dan Cannavaro hingga akhirnya pada tahun 2009 muncullah Galacticos jilid II. Siapa lagi kalau bukan CR7, ditambah pula Kaka, Benzema dan Alonso. Tahun tahun berikutnya pun ada lagi tambahan bintang yang datang, Bale, James Rodriguez dan Kroos. Sepertinya jadi kebiasaan bahwa setiap kali jendela transfer dibuka, satu-satu bintang berdatangan.
Tapi, saat ini, musim panas 2017, tampak beda bagaimana Real Madrid menggunakan uangnya untuk mendatangkan pemain. Para youngster yang bersinar di Euro U-21 satu persatu menjadi bagian dari madridista, juga pemain akademi dipromosikan ke tim utama. Padahal presiden Real Madrid sekarang dengan saat "merilis" Galacticos I dan II adalah orang yang sama, Florentino Perez.
Sedikit aneh, nggak kayak biasanya, tapi tetep percaya aja deh, mungkin mereka mampu "melihat ke depan" para pemain-pemain muda yang ada. Buktinya, hari ini, 9 Agustus, gelar pertama didapat dengan mengalahkan Si Merah dari Manchester.
Semoga merupakan awal yang baik
Hala Madrid!
Di sisi lain, papi, mas Daniel, dan Nick sudah punya klub jagoan masing-masing. Arsenal "Invincibles" Squad yang mungkin bikin papi jagoin Henry dkk (diberi julukan "Invincibles" karena di musim itu klub dari London juara liga Inggris dengan tanpa kalah alias unbeaten.) Kalau mas Daniel jadi Kopites sejak kecil. Hayooo apa itu Kopites? Kopites yaitu sebutan bagi pendukung Liverpool. Sedangkan Nick, jadi pendukung Juventus karena ngefans banget sama si Alex10 a.k.a Del Piero.
Nggak lama, aku sama kembaranku juga mulai suka sepakbola. Kami pun langsung bermusuhan, aku dengan Madridku, dan dia dengan Barcelonanya. (Puji Tuhannya di awal SMP, dia dibukakan matanya oleh Bapa di sorga untuk berpindah haluan, setidaknya nggak suka Barca lagi lol.)
Setelah first love dengan Beckham, aku mulai kepo (dulu belum ada istilah kepo sih) dengan seluruh skuad Madrid dan klub itu sendiri. Ternyata ada pemain-pemain hebat, diantaranya Figo, Zidane dan Ronaldo Brazil. Selain itu aku jadi tau sedikit sejarah Los Blancos dan juga stadion kebanggaan Santiago Bernabeu, yang ternyata merupakan objek wajib yang harus didatangi kalau lagi ke Negeri Matador. (amin bisa kesana *pray*)
Selain Los Blancos, ternyata julukan Real Madrid ada lagi. Yang paling umum pada saat itu adalah Los Galacticos. Sempat bingung karena berasal kata "galaksi" yang ternyata merujuk pada pemain-pemain bintang yang didatangkan dari "galaksi lain". Unik. Ya memang, empat nama di atas bisa dibilang Galacticos jilid I yang sukses membuat anak kelahiran 90an jatuh cinta pada mereka, termasuk aku. Hehehe
Ternyata kebiasaan membeli pemain bintang atau pemain mahal berlanjut, dari Nistelrooy, Sneijder, Robinho, Robben, dan Cannavaro hingga akhirnya pada tahun 2009 muncullah Galacticos jilid II. Siapa lagi kalau bukan CR7, ditambah pula Kaka, Benzema dan Alonso. Tahun tahun berikutnya pun ada lagi tambahan bintang yang datang, Bale, James Rodriguez dan Kroos. Sepertinya jadi kebiasaan bahwa setiap kali jendela transfer dibuka, satu-satu bintang berdatangan.
Sedikit aneh, nggak kayak biasanya, tapi tetep percaya aja deh, mungkin mereka mampu "melihat ke depan" para pemain-pemain muda yang ada. Buktinya, hari ini, 9 Agustus, gelar pertama didapat dengan mengalahkan Si Merah dari Manchester.
Semoga merupakan awal yang baik
Hala Madrid!
Comments
Post a Comment