Waktu aku SD, masih sekolah minggu juga, aku punya temen di gereja dari Papua. Namanya Timotius Korano. Setiap minggu setelah ibadah, kami bertiga (aku, Yoel, Timo) selalu main bareng. Entah itu tidur siang bareng, main PS di rental, main bola di depan rumah,, main layangan, sepedaan, sampai memata-matai kakak kelas sekolah minggu yang ternyata satu perumahan hehehe. Pokoknya hampir setiap minggu selalu sama dia
Sebelum akrab sama dia, sebenernya aku takut untuk kenalan. Soalnya yaaaa ga pernah punya temen dari daerah Indonesia Timur, takut beda bahasa, beda cara berteman, dan masih banyakk.. tapi ternyata setelah berteman, secara ga disangka bisa jadi sahabat
Di akhir kelas lima atau enam SD, sekolahku adain turnamen futsal.. ternyata sekolah Timo juga mendaftar, dan kami sempat bertanding. Di situ aku seneng karena bisa main secara "profesional" lawan dia. Kalau jaman sekarang bisa dibayangkan Reus lawan Gotze saat di Bayern Munchen, di mana sahabat untuk sementara waktu membela timnya masing-masing, atau saat LeBron James melawan Dwyane Wade di NBA hehehe *alay
Setelah pertandingan selesai, kami kembali bersahabat seperti sebelumnya.. minggu pun juga demikian
Sampai akhirnya..
Di suatu hari, Timo ga muncul lagi di gereja. Selama beberapa minggu dia ga muncul di kelas sekolah minggu. Keluarganya juga yang biasanya naik motor berempat, ngga terlihat sama sekali. Tiba-tiba dia datang ke rumah, berpamitan kalau mau balik lagi ke Papua karena papanya dinas di sana.. dia kasih kenangan gelang dan berjanji akan selalu berkontak di Facebook (saat itu dia punya akun baru)
Sedih. Sakit hati. Kecewa *diiringi lagu Yiruma - May Be*. Makin galau
Pada awalnya masih baik-baik aja, masih message di FB, tapi makin lama dia makin hilang sampai akhirnya lost contact, dan mungkin sekarang udah lupa..
Enam tahun lewat
Di kuliah, aku dapet temen banyak, macem-macem pula.. ada satu temen di kelas yang mencolok, namanya Melky Kayame. Dari namanya sudah jelas kalo dia dari Papua. Awalnya aku ya pingin berteman sama dia sekedarnya, karena aku juga ada temen yang sudah akrab sejak ospek.. tapi lama kelamaan, aku makin sering sama Melky. Ikut UKM futsal, dan di situ kami makin akrab. Dia suka Chelsea, aku terkadang dukung Arsenal. Dan kami sama-sama tidak suka Manchester United. Sedikit cocok. Dia juga punya impian yang sama, masuk tim futsal di universitas
Di kelas, aku jadi lebih sering duduk sama dia. Saat UTS, juga beberapa kali belajar bareng, diskusi bareng, berdua aja. Berangkat bareng ke gedung DPRD, anter dia pulang ke kos, makan siang, pernah juga bolos bareng karena dihukum.. makin cocok sama dia
Sabtu, 29 Oktober, kelompokku (ada Melky) kerja tugas di Taman Bungkul. Selesai tugas, kami berpisah dari yang lain. Di pinggir jalan, dia tiba-tiba beli tindik. Dia juga beliin gelang buat aku. Setelah itu kami makan di pinggir jalan.. kami bercerita banyak hal, mulai dari kehidupan sampai sepak bola. Dia juga bercerita masa kenakalan di hidupnya, di situ aku tangkap bahwa sebenarnya Melky anak baik tapi karena kurang perhatian dari keluarga yang menyebabkan itu terjadi. Dia pingin berhenti untuk melakukan hal buruk, tapi dia ngga bisa.. aku kasih nasihat yang sebisaku untuk kasih
Setelah makan, dia memaksa untuk membayar semua. Ngga ada firasat apa-apa dariku.. kamipun kembali nyetir motor sambil ngobrol, dan akhirnya berpisah ke rumah dan kos masing-masing
Hari senin, selasa, rabu dia ngga ada di kampus. Jadwal presentasi pun dia juga ga masuk.
Rabu malam, ada satu teman yang share foto screenshot chat Melky kalo Melky minta maaf ga hadir presentasi dan akan kembali ke Timika yang otomatis ngga kelas lagi sama Fikom C (kelas kami)
Kaget. Sedih. Sakit hati. Kecewa. Marah. Sama seperti beberapa tahun lalu
Bahkan kali ini dia tanpa say goodbye, langsung hilang begitu aja. Dichat, dimessage, ditelpon ngga bisa. Sampai akhirnya lihat di timeline FB kalau dia sudah berada di bandara bersama teman Papuanya dengan caption kembali ke kampung halamannya..
Ngga tau kenapa semua ini terjadi, tapi begitulah kehidupan, ada yang datang dan bisa saja pergi. Teringat saat Melky memaksa untuk mentraktir aku dan bilang "mungkin ke depan ngga bisa traktir kamu lagi, Sam"
Comments
Post a Comment