Marie dan Michael sudah cukup lama berpacaran. Mereka merasa beruntung karena meskipun pekerjaan mereka berbeda, hampir setiap hari mereka bisa saling berhubungan dan bicara. Michael seorang polisi dan Marie seorang operator "911", dua-duanya bekerja di departemen polisi yang sama.
Suatu hari, Marie menerima telepon dari Michael yang mengatakan dia sedang berada di jalan dalam mobil patrolinya.
"Marie, maukah kau menolongku?"
"Tentu saja," jawab Marie. Dia senang karena punya alasan untuk bicara dengan kekasihnya
"Maukah kau mengecek sebuah nomor pelat mobil? Aku ingin tahu apakah orang yang sedang kubuntuti sering kena tilang," Michael menjelaskan
"Oke, tolong dieja."
Michael mengeja nomor pelat mobil itu secara fonetik, menggunakan nama-nama kode, seperti yang biasa dilakukan polisi, agar Marie tidak keliru mencatat huruf-hurufnya:
William
Ida
Lincoln
Lincoln
Young
Ocean
Union
Mary
Adam
Robert
Robert
Young
Mary
Edward
Seperti yang dilakukan ratusan kali setiap hari, Marie mencatat huruf-huruf itu di secarik kertas, mengetiknya di komputernya, lalu mengecek nomor pelat itu. Mula-mula dia bingung--nomor pelat itu terlalu panjang, bahkan untuk nomor pelat khusus yang dipesan secara pribadi. Rekan sekerjanya, yang tahu "rencana" Michael, akhirnya membuka rahasia, "Marie, coba baca huruf-huruf itu."
Kali ini, dengan keras Marie membaca huruf pertama setiap kata: W-I-L-L Y-O-U M-A-R-R-Y M-E?--Maukah kau menikah denganku?
Marie berteriak gembira, lalu sambil tersenyum dia menelepon Michael, yang sebenarnya tidak sedang membuntuti "pengemudi" fiktif dengan pelat yang juga fiktif, tetapi yang dengan cemas sedang menunggu-nunggu jawaban Marie
"Michael, kau di situ?" Marie memulai. "Ya, Marie?" pria itu menjawab, suaranya parau karena gugup.
"Jawabku adalah: Positif!"
Tak ada istilah "menolak tugas" dan lamaran Michael langsung diterima!
Cerita diadaptasi dari buku Chicken Soup for the Couple's Soul
Suatu hari, Marie menerima telepon dari Michael yang mengatakan dia sedang berada di jalan dalam mobil patrolinya.
"Marie, maukah kau menolongku?"
"Tentu saja," jawab Marie. Dia senang karena punya alasan untuk bicara dengan kekasihnya
"Maukah kau mengecek sebuah nomor pelat mobil? Aku ingin tahu apakah orang yang sedang kubuntuti sering kena tilang," Michael menjelaskan
"Oke, tolong dieja."
Michael mengeja nomor pelat mobil itu secara fonetik, menggunakan nama-nama kode, seperti yang biasa dilakukan polisi, agar Marie tidak keliru mencatat huruf-hurufnya:
William
Ida
Lincoln
Lincoln
Young
Ocean
Union
Mary
Adam
Robert
Robert
Young
Mary
Edward
Seperti yang dilakukan ratusan kali setiap hari, Marie mencatat huruf-huruf itu di secarik kertas, mengetiknya di komputernya, lalu mengecek nomor pelat itu. Mula-mula dia bingung--nomor pelat itu terlalu panjang, bahkan untuk nomor pelat khusus yang dipesan secara pribadi. Rekan sekerjanya, yang tahu "rencana" Michael, akhirnya membuka rahasia, "Marie, coba baca huruf-huruf itu."
Kali ini, dengan keras Marie membaca huruf pertama setiap kata: W-I-L-L Y-O-U M-A-R-R-Y M-E?--Maukah kau menikah denganku?
Marie berteriak gembira, lalu sambil tersenyum dia menelepon Michael, yang sebenarnya tidak sedang membuntuti "pengemudi" fiktif dengan pelat yang juga fiktif, tetapi yang dengan cemas sedang menunggu-nunggu jawaban Marie
"Michael, kau di situ?" Marie memulai. "Ya, Marie?" pria itu menjawab, suaranya parau karena gugup.
"Jawabku adalah: Positif!"
Tak ada istilah "menolak tugas" dan lamaran Michael langsung diterima!
Cerita diadaptasi dari buku Chicken Soup for the Couple's Soul
Comments
Post a Comment